Mencegah Plak Gigi

Langkah Tepat Mencegah Plak Gigi Demi Kesehatan Mulut Optimal

Langkah Tepat Mencegah Plak Gigi Demi Kesehatan Mulut Optimal
Langkah Tepat Mencegah Plak Gigi Demi Kesehatan Mulut Optimal

JAKARTA - Banyak orang baru menyadari pentingnya kesehatan gigi setelah muncul rasa nyeri, bau mulut, atau gusi yang mudah berdarah. 

Padahal, hampir seluruh masalah gigi dan mulut berawal dari satu hal yang kerap dianggap sepele, yaitu plak. Lapisan tipis berwarna putih ini sering luput dari perhatian karena tampak ringan dan tidak langsung menimbulkan keluhan serius.

Plak merupakan lapisan lengket yang terbentuk akibat sisa makanan yang tidak dibersihkan dengan baik. Biasanya, plak terlihat di sepanjang lengkungan gusi atau sela-sela gigi. Jika dibiarkan, plak tidak hanya mengganggu kebersihan gigi, tetapi juga menjadi pemicu utama berbagai penyakit gigi dan mulut.

“Warna putih-putih lunak ini mungkin terlihatnya cuma plak biasa. Tapi, kalau dibawa ke mikroskop, ini adalah tumpukan bakteri. Ada miliaran bakteri dalam plak,” jelas drg. Aswar Sandi.

Seiring waktu, plak yang tidak dibersihkan dapat mengeras dan berubah menjadi karang gigi. Pada tahap ini, plak tidak lagi bisa dihilangkan hanya dengan menyikat gigi biasa. 

Kondisi tersebut dapat memicu gigi berlubang, bau mulut, radang gusi, hingga pembengkakan pada jaringan gusi. Oleh karena itu, pencegahan pembentukan plak menjadi langkah utama untuk menjaga kesehatan gigi secara menyeluruh.

Kebiasaan Dasar yang Menentukan Kesehatan Gigi

Mencegah pembentukan plak pada gigi sebenarnya tidak membutuhkan perawatan yang rumit. Kunci utamanya terletak pada kebiasaan menyikat gigi dengan cara yang benar dan konsisten. Selain mencegah plak, kebiasaan ini juga membantu menghindari gigi menguning dan berlubang.

Sayangnya, masih banyak orang yang menyikat gigi hanya sekadar rutinitas, tanpa memperhatikan waktu, durasi, dan teknik yang tepat. Padahal, kesalahan kecil dalam menyikat gigi justru dapat mempercepat kerusakan enamel dan memudahkan plak menempel kembali.

Rutin Menyikat Gigi di Waktu Tepat

Menyikat gigi sebaiknya dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi dan malam sebelum tidur. Namun, waktu menyikat gigi di pagi hari sering kali disalahartikan. Banyak orang langsung menyikat gigi sesaat setelah bangun tidur.

Drg. Aswar justru menyarankan agar menyikat gigi dilakukan setelah sarapan

“Bangun tidur, minum air putih, mandi, enggak usah menyikat gigi, habis itu sarapan, baru menyikat gigi. Ada sebuah penelitian, bakteri di rongga mulut yang tertelan bersama kita, itu meningkatkan imunitas kita,” kata dia.

Jika menyikat gigi dilakukan sebelum sarapan, bakteri alami di rongga mulut yang bermanfaat bagi sistem kekebalan tubuh akan ikut terbuang. Oleh karena itu, menyikat gigi setelah makan pagi dinilai lebih tepat untuk menjaga keseimbangan bakteri mulut.

Durasi Menyikat Gigi Tidak Boleh Terburu-buru

Selain waktu, durasi menyikat gigi juga berpengaruh besar terhadap kebersihan gigi. Durasi minimal menyikat gigi adalah satu menit, meskipun waktu yang paling direkomendasikan adalah dua menit. Dengan durasi tersebut, seluruh permukaan gigi dan sela-selanya dapat dijangkau dengan lebih optimal.

“Perhatikan satu-satu giginya. Masih ada sisa makanan enggak di lengkungan gusinya. Diperhatikan, jangan terburu-buru,” tutur drg. Aswar.

Menyikat gigi dengan tergesa-gesa membuat banyak area terlewat, terutama di bagian belakang gigi dan garis gusi. Area inilah yang paling sering menjadi tempat menumpuknya plak.

Tekanan Berlebihan Justru Merusak Gigi

Masih banyak anggapan bahwa menyikat gigi dengan tenaga kuat akan membuat gigi lebih bersih. Padahal, kebiasaan ini justru dapat merusak lapisan pelindung gigi.

Tekanan sikat gigi yang terlalu kuat dapat mengikis enamel, yaitu lapisan terluar gigi. Enamel merupakan satu dari tiga lapisan pelindung gigi, bersama dentin dan pulpa di bagian dalam. Jika enamel terkikis, permukaan gigi menjadi lebih kasar sehingga plak lebih mudah menempel dan terbentuk kembali.

Oleh karena itu, menyikat gigi sebaiknya dilakukan dengan tekanan ringan namun merata, bukan dengan tenaga berlebihan.

Membersihkan Sela-sela Gigi yang Sulit Dijangkau

Sela-sela gigi merupakan area yang paling sulit dibersihkan dengan sikat gigi biasa. Padahal, sisa makanan sering kali tersangkut di bagian ini dan menjadi tempat ideal bagi bakteri berkembang.

Untuk membersihkan sela-sela gigi, penggunaan benang gigi atau dental floss sangat dianjurkan. Namun, tidak semua orang nyaman atau memahami cara penggunaannya.

“Kalau kalian mau memanfaatkan teknologi, boleh menggunakan water flosser karena bagian belakang gigi susah kalau dengan dental floss,” ujar drg. Aswar.

Membersihkan sela gigi secara rutin membantu mengurangi risiko terbentuknya plak dan mencegah peradangan gusi.

Manfaat Sikat Gigi Elektrik

Penggunaan sikat gigi elektrik juga menjadi pilihan yang semakin populer. Sikat gigi jenis ini dirancang agar teknik menyikat sesuai dengan standar yang direkomendasikan oleh tenaga medis.

Umumnya, sikat gigi elektrik dilengkapi sensor tekanan, fitur pengatur waktu, serta gerakan menyikat yang stabil.
“Dan dia tidak merusak enamel gigi. Ini juga sudah ada studinya bahwa menggunakan sikat gigi yang elektrik itu, mencegah radang pada gusi,” ujar drg. Aswar.

Dengan fitur tersebut, pengguna dapat menyikat gigi secara lebih efektif tanpa risiko merusak enamel.

Memilih Pasta Gigi yang Tepat

Selain sikat gigi, pemilihan pasta gigi juga memegang peran penting dalam mencegah plak. Pasta gigi yang dianjurkan adalah pasta gigi dengan sifat low abrasive, yaitu tidak mengikis enamel gigi saat digunakan.

Pasta gigi yang tepat tidak hanya melindungi enamel, tetapi juga memiliki kandungan yang mampu mencegah terbentuknya noda dan plak di permukaan gigi. Dengan kombinasi kebiasaan menyikat gigi yang benar dan pemilihan produk yang sesuai, risiko masalah gigi dapat ditekan sejak dini.

Mencegah plak bukan hanya soal estetika gigi yang bersih dan putih, tetapi juga investasi jangka panjang untuk kesehatan mulut secara keseluruhan. Dengan kebiasaan yang tepat, berbagai masalah gigi dapat dihindari sebelum berkembang menjadi kondisi yang lebih serius.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index