JAKARTA - PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk (ELPI), melalui entitas afiliasinya PT Orela Shipyard (Orela), meluncurkan program inovatif bertajuk Sinar Alam Laut (Sinala).
Program ini merupakan bagian dari strategi environmental, social, and governance (ESG) perusahaan dan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas serta keamanan budi daya perikanan di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Sinala memanfaatkan teknologi floating photovoltaic (FPV) untuk mengoperasikan berbagai perangkat pendukung, sekaligus memanfaatkan energi terbarukan demi efisiensi operasional.
Implementasi program ini dilakukan di Desa Ngemboh dan Dusun Cabean, Kecamatan Ujung Pangkah, Gresik, setelah melalui riset intensif selama lima tahun bersama Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
ESG dan Dampak Positif bagi Komunitas
Corporate Secretary ELPI, Wawan Heri Purnomo, menegaskan bahwa Sinala bukan sekadar inovasi teknologi, tetapi bagian dari komitmen perusahaan untuk memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.
“Hal ini sejalan dengan visi kami untuk tidak hanya unggul secara operasional dan finansial, tetapi juga memberikan dampak positif yang nyata bagi lingkungan dan komunitas di sekitar kami,” ujar Wawan.
Melalui program ini, ELPI dan Orela menyalurkan dukungan in-kind untuk memastikan perangkat yang digunakan dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh nelayan dan masyarakat pesisir.
Teknologi Surya untuk Produksi Ikan
Program Sinala mengintegrasikan energi surya (FPV) sebagai sumber energi utama. Salah satu perangkat utama adalah Lampu Nusantara (Lamusa), yang difungsikan untuk menarik plankton sebagai pakan alami ikan dan mengurangi mortalitas tinggi di keramba apung.
Wawan menjelaskan, penggunaan Lamusa yang bertenaga surya memungkinkan nelayan memperoleh hasil tangkapan yang lebih konsisten sekaligus menekan ketergantungan pada bahan bakar fosil.
“Sistem ini juga memanfaatkan CCTV dan perangkat IoT berbasis machine learning untuk meminimalkan risiko pencurian ikan di area budi daya,” tambahnya.
Efisiensi Operasional dan Penghematan BBM
Direktur Utama Orela Shipyard, Dr. Soegeng Riyadi, menekankan bahwa inovasi Sinala tidak hanya berdampak pada produktivitas, tetapi juga pada efisiensi operasional. Dengan perangkat yang dioperasikan menggunakan energi surya, nelayan dapat menghemat penggunaan bahan bakar minyak (BBM), sekaligus meningkatkan hasil tangkapan.
“Sinala adalah terobosan solusi maritim inovatif yang relevan dengan kebutuhan masyarakat pesisir,” kata Soegeng. Menurutnya, teknologi ini dapat menjadi model bagi pengembangan keberlanjutan sektor perikanan nasional.
Kolaborasi Akademisi dan Industri
Ketua peneliti ITS, Dr. Erna Setyaningrum, menambahkan bahwa Sinala merupakan implementasi nyata riset akademis yang berdampak langsung pada masyarakat. Program ini mendukung pengurangan penggunaan BBM sekaligus meningkatkan produksi ikan melalui Lamusa bertenaga surya.
“Program ini menjadi implementasi awal yang diharapkan terus berkembang sebagai bentuk kepedulian PT Orela terhadap masyarakat pesisir,” ujarnya. Kolaborasi ini menunjukkan bagaimana riset akademik dapat diterapkan langsung pada solusi industri yang mendukung keberlanjutan lingkungan dan ekonomi lokal.
Dukungan Pemerintah Daerah
Camat Ujung Pangkah, Shofwan Hadi, turut memberikan apresiasi tinggi terhadap program Sinala. Ia berharap sinergi antara masyarakat, pelaku usaha, dan akademisi dapat terus terjalin untuk memperkuat sektor perikanan di Gresik.
Menurut Shofwan, keberhasilan program ini tidak hanya meningkatkan hasil tangkapan ikan, tetapi juga menjadi contoh bagaimana inovasi teknologi dapat diterapkan di masyarakat pesisir secara efektif. Dukungan pemerintah daerah menjadi kunci agar program ini dapat diadopsi lebih luas.
Harapan untuk Pengembangan Nasional
ELPI-Orela berharap bahwa Sinala tidak hanya menjadi solusi lokal, tetapi dapat dijadikan model pengembangan keberlanjutan di sektor perikanan nasional. Dengan teknologi ini, diharapkan masyarakat pesisir dapat mengadopsi inovasi serupa, mendukung hilirisasi teknologi maritim, dan meningkatkan ketahanan ekonomi nelayan.
Pilot project ini juga membuka peluang bagi pengembangan teknologi ramah lingkungan lainnya, sekaligus memperkuat komitmen perusahaan terhadap ESG. Keberhasilan program ini akan menjadi acuan bagi perusahaan lain untuk mengintegrasikan teknologi hijau dalam kegiatan industri mereka, khususnya di sektor maritim.
Program Sinala merupakan contoh nyata kolaborasi antara industri, akademisi, dan masyarakat. Dengan memanfaatkan energi terbarukan, perangkat cerdas, dan riset akademik, inovasi ini memberikan dampak positif bagi produktivitas perikanan, efisiensi penggunaan energi, dan perlindungan lingkungan.
Keberhasilan Sinala di Desa Ngemboh dan Dusun Cabean diharapkan dapat mendorong pengembangan lebih luas di seluruh wilayah pesisir Indonesia. Langkah ini menegaskan bahwa teknologi dan keberlanjutan dapat berjalan seiring untuk menciptakan sektor perikanan yang lebih modern, efisien, dan ramah lingkungan.