JAKARTA - Penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) kembali terjadi di Indonesia per Desember 2025, mencakup BBM subsidi maupun non-subsidi.
Pemerintah bersama perusahaan penyedia BBM nasional maupun swasta, seperti Pertamina, Shell, BP-AKR, dan Vivo, telah menetapkan harga terbaru yang berlaku hingga Minggu, 14 Desember 2025.
Perubahan ini menjadi acuan bagi masyarakat dalam merencanakan pengeluaran transportasi harian maupun kebutuhan logistik.
Kebijakan penyesuaian harga ini terutama terjadi pada BBM non-subsidi. Pemerintah menegaskan bahwa langkah tersebut sejalan dengan perubahan harga minyak dunia dan kebijakan energi nasional, sehingga harga di SPBU dapat mencerminkan kondisi pasar global.
Sementara itu, BBM bersubsidi tetap dijaga stabil agar daya beli masyarakat tidak terdampak signifikan.
Daftar Harga BBM Pertamina Terbaru
Berikut daftar harga BBM Pertamina per Desember 2025, berlaku secara nasional, khususnya di Jabodetabek dan sebagian besar kota besar:
BBM Subsidi:
Pertalite (RON 90): Rp10.000 per liter
Solar subsidi (CN 48): Rp6.800 per liter
BBM Non-Subsidi:
Pertamax (RON 92): Rp12.750 per liter
Pertamax Green (RON 95): Rp13.500 per liter
Pertamax Turbo (RON 98): Rp13.750 per liter
Dexlite (diesel non-subsidi): Rp14.700 per liter
Pertamina Dex (diesel non-subsidi): Rp15.000 per liter
Penyesuaian harga ini telah diterapkan sejak 1 Desember 2025 dan menjadi referensi di seluruh SPBU Pertamina di Indonesia. Masyarakat diminta memantau harga sebelum melakukan pengisian, karena fluktuasi harga minyak mentah dunia dan biaya distribusi dapat memengaruhi penyesuaian berikutnya.
Harga BBM Swasta: Shell, BP-AKR, dan Vivo
Selain Pertamina, beberapa perusahaan BBM swasta juga menetapkan harga baru per Desember 2025, mengikuti dinamika pasar dan strategi masing-masing:
Harga BBM di SPBU Shell Indonesia:
Shell Super (RON 92): sekitar Rp13.000 per liter
Shell V-Power (RON 95): sekitar Rp13.630 per liter
Shell V-Power Nitro+ (RON 98): sekitar Rp13.890 per liter
Shell V-Power Diesel: sekitar Rp15.250 per liter
Harga BBM di SPBU BP-AKR dan Vivo:
BP 92: sekitar Rp13.000 per liter
BP Ultimate: sekitar Rp13.630 per liter
BP Ultimate Diesel: sekitar Rp15.250 per liter
Vivo Revvo 92: sekitar Rp13.000 per liter
Vivo Diesel Primus Plus: sekitar Rp15.250 per liter
Harga BBM swasta ini menjadi alternatif bagi konsumen yang mencari kualitas oktan tertentu atau layanan tambahan di SPBU. Selain itu, beberapa pengendara memilih BBM swasta karena adanya promo atau kenyamanan pelayanan.
Analisis Perubahan Harga BBM
Kenaikan harga BBM non-subsidi awal Desember 2025 merupakan salah satu yang cukup signifikan dalam beberapa bulan terakhir.
Hal ini dipicu beberapa faktor global, termasuk fluktuasi harga minyak mentah dunia, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, serta biaya distribusi di dalam negeri. Kondisi ini memengaruhi biaya operasional kendaraan dan logistik.
Masyarakat disarankan selalu mengecek harga BBM terbaru melalui aplikasi resmi seperti MyPertamina atau papan pengumuman di SPBU sebelum mengisi.
Dengan mengetahui harga terkini, pengguna kendaraan dapat menyesuaikan konsumsi BBM dan memperhitungkan pengeluaran transportasi secara lebih efisien.
BBM bersubsidi, seperti Pertalite dan solar, tetap dijaga stabil. Hal ini menjadi strategi pemerintah untuk melindungi daya beli masyarakat, khususnya golongan berpenghasilan menengah ke bawah dan sektor transportasi publik. Kebijakan subsidi juga membantu menstabilkan harga kebutuhan pokok yang terdampak biaya logistik.
Dampak Harga BBM pada Pengguna Kendaraan
Kenaikan harga BBM non-subsidi memengaruhi biaya operasional kendaraan pribadi dan angkutan barang.
Pemilik kendaraan bermotor yang menggunakan BBM non-subsidi biasanya menyesuaikan konsumsi bahan bakar berdasarkan harga terbaru, misalnya dengan mengatur rute perjalanan atau mengurangi penggunaan kendaraan untuk keperluan tertentu.
Di sisi lain, BBM subsidi menjadi pilihan utama bagi pengguna kendaraan kecil dan masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Hal ini membantu menjaga stabilitas pengeluaran harian sekaligus mencegah kenaikan harga kebutuhan pokok yang terkait transportasi.
Transportasi berbasis jasa, seperti ojek online, taksi online, hingga angkutan barang, juga merasakan dampak kenaikan harga BBM non-subsidi.
Beberapa penyedia layanan menyesuaikan tarif untuk menutupi biaya tambahan akibat kenaikan harga bahan bakar. Penyesuaian ini penting agar operasional tetap efisien tanpa mengurangi layanan kepada pelanggan.
Tips Memilih BBM Sesuai Kebutuhan
Agar pemilik kendaraan tidak terbebani biaya tambahan, berikut beberapa tips memilih BBM:
Sesuaikan dengan spesifikasi mesin kendaraan: Gunakan BBM sesuai rekomendasi pabrikan untuk performa maksimal.
Perhatikan efisiensi harga per kilometer: Hitung biaya per liter dengan konsumsi rata-rata kendaraan untuk mengetahui pilihan paling hemat.
Manfaatkan BBM subsidi bila sesuai: Pertalite cocok untuk kendaraan kecil dan kebutuhan harian sehari-hari, membantu mengurangi pengeluaran transportasi.
Periksa harga BBM sebelum mengisi: Gunakan aplikasi resmi atau papan harga SPBU untuk mengetahui harga terbaru dan memilih SPBU yang paling ekonomis.
Dengan strategi pemilihan BBM yang tepat, masyarakat dapat mengoptimalkan pengeluaran tanpa mengurangi kenyamanan berkendara. Kebijakan pemerintah dan peran perusahaan BBM swasta juga membantu masyarakat memiliki opsi harga yang kompetitif dan transparan.
Secara keseluruhan, penyesuaian harga BBM ini mencerminkan kondisi pasar global sekaligus kebijakan nasional untuk menyeimbangkan kebutuhan energi, ekonomi masyarakat, dan operasional transportasi.
Masyarakat disarankan bijak dalam memilih jenis BBM, menyesuaikan penggunaan kendaraan, dan selalu memantau harga terbaru sebelum mengisi bahan bakar.