JAKARTA - Pasar modal Indonesia menunjukkan angka pertumbuhan yang luar biasa, tercatat jumlah investor di pasar modal Indonesia melampaui angka 18 juta pada akhir Agustus 2025.
Sebanyak 18.012.665 Single Investor Identification (SID) terdaftar, menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah investor yang berkembang pesat di Asia Tenggara. Lonjakan ini mencerminkan semakin tingginya minat masyarakat Indonesia terhadap investasi dan pasar modal.
Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan apresiasi terhadap perkembangan yang positif ini. Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menyampaikan bahwa dari total investor tersebut, sekitar 7,56 juta merupakan investor saham yang aktif di pasar saham Indonesia.
Hal ini menunjukkan semakin besar kepercayaan masyarakat terhadap instrumen pasar modal, terutama saham.
Kampanye Aku Investor Saham Jadi Pendorong Utama
Salah satu faktor utama yang mendorong pertumbuhan jumlah investor ini adalah kampanye "Aku Investor Saham" yang dimulai pada 2023.
Kampanye edukasi ini terbukti berhasil menarik minat kalangan masyarakat yang lebih luas untuk mulai berinvestasi di pasar modal. Pada tahun 2024 saja, kampanye ini berhasil menambah sekitar 2,7 juta investor baru. Angka ini semakin meningkat lagi pada 2025, dengan tambahan 3,1 juta investor baru pada periode Januari hingga Agustus.
Kampanye ini tidak hanya dilakukan dengan iklan atau media promosi semata, tetapi juga dengan program edukasi yang melibatkan banyak pihak.
Di antaranya adalah 29 kantor perwakilan BEI di berbagai kota, lebih dari 970 galeri investasi, dan lebih dari 6.000 duta pasar modal yang bergerak aktif memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya berinvestasi.
Pendidikan Pasar Modal, Kunci Utama Lonjakan Investor
Jeffrey Hendrik menambahkan bahwa edukasi pasar modal menjadi kunci penting dalam meningkatkan jumlah investor. Sejak diluncurkan, kampanye edukasi tersebut sudah menyelenggarakan lebih dari 30.000 kegiatan edukasi setiap tahunnya.
Kegiatan ini tidak hanya dilakukan di kantor perwakilan atau galeri investasi, tetapi juga di berbagai platform online, seminar, dan pelatihan untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas.
“Kegiatan edukasi yang kami lakukan masif melalui berbagai kanal ini bertujuan untuk membentuk pemahaman yang lebih baik mengenai pasar modal, serta memotivasi masyarakat untuk tidak hanya menabung, tetapi juga berinvestasi,” ujar Jeffrey dalam pernyataan resminya.
Pendidikan yang masif ini mencakup berbagai materi, mulai dari pemahaman dasar tentang pasar saham, pengelolaan risiko, hingga cara-cara investasi yang efektif.
Dengan cara ini, BEI berusaha mengurangi kesalahpahaman yang sering terjadi mengenai investasi di pasar modal, serta membuka peluang bagi masyarakat untuk meraih keuntungan dari instrumen keuangan yang tersedia.
Dominasi Investor Muda di Pasar Modal
Menariknya, demografi investor pasar modal Indonesia didominasi oleh kalangan muda. Sebanyak 54,23% investor pasar modal Indonesia berusia di bawah 30 tahun.
Fenomena ini menunjukkan perubahan pola pikir di kalangan generasi muda yang semakin sadar akan pentingnya berinvestasi sejak dini. Mereka tidak hanya mengandalkan tabungan, tetapi mulai beralih ke instrumen investasi yang lebih menguntungkan, seperti saham.
Di sisi lain, investor yang berusia lebih tua, di atas 60 tahun, hanya mencatatkan 2,95% dari total investor. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun pasar modal semakin berkembang, kelompok usia lebih tua cenderung masih lebih berhati-hati dalam berinvestasi atau lebih memilih instrumen investasi yang sudah dikenal, seperti deposito atau reksa dana.
Penyebaran Investor yang Masih Terpusat di Jawa
Sebagian besar investor di pasar modal Indonesia masih berasal dari Pulau Jawa. Data menunjukkan sekitar 70% investor terdaftar berasal dari wilayah ini, sementara Sumatera menyusul dengan 14%.
Hal ini menunjukkan adanya ketimpangan dalam penyebaran investor pasar modal, dengan Jawa masih mendominasi sebagai pusat kegiatan ekonomi dan finansial di Indonesia.
Namun, dengan terus berkembangnya platform digital dan edukasi yang lebih luas, diharapkan distribusi investor pasar modal Indonesia bisa lebih merata.
BEI terus berupaya agar pasar modal tidak hanya terkonsentrasi di kota-kota besar seperti Jakarta, tetapi juga menyentuh daerah-daerah lainnya.
Prospek Ke Depan: Kemandirian Finansial Masyarakat Indonesia
Melihat angka pertumbuhan yang pesat ini, prospek pasar modal Indonesia ke depan semakin cerah. Tentu saja, tantangan terbesar adalah menjaga agar pertumbuhan ini tetap berkelanjutan dengan menyeimbangkan jumlah investor dengan tingkat literasi keuangan yang memadai.
Investasi di pasar modal memiliki risiko, tetapi dengan pemahaman yang baik, risiko tersebut bisa diminimalisir.
Di masa depan, dengan semakin banyaknya masyarakat yang sadar akan pentingnya berinvestasi, pasar modal Indonesia berpotensi untuk berkembang lebih besar.
Mandat untuk meningkatkan literasi finansial yang dilakukan oleh BEI dan lembaga lainnya dapat membawa Indonesia menuju arah yang lebih positif, dengan semakin banyaknya masyarakat yang mampu mengelola keuangannya dengan bijak.
Investor Pasar Modal Indonesia Semakin Terbuka
Pertumbuhan jumlah investor pasar modal Indonesia yang melampaui angka 18 juta pada 2025 merupakan bukti nyata dari kesadaran masyarakat terhadap pentingnya berinvestasi.
Kampanye edukasi yang dilakukan secara masif, serta dukungan dari berbagai pihak, telah berhasil menarik perhatian masyarakat dari berbagai kalangan.
Dengan semakin meningkatnya jumlah investor muda, diharapkan Indonesia akan menjadi negara dengan perekonomian yang semakin kuat, dimana pasar modal berperan penting sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional.
Semoga ke depannya, semakin banyak masyarakat Indonesia yang memahami pentingnya investasi untuk mewujudkan kemandirian finansial dan kualitas hidup yang lebih baik.