Kemdiktisaintek

Kemdiktisaintek Angkat Tema Green Jobs di Science Film Festival 2025

Kemdiktisaintek Angkat Tema Green Jobs di Science Film Festival 2025
Kemdiktisaintek Angkat Tema Green Jobs di Science Film Festival 2025

JAKARTA - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menegaskan bahwa Science Film Festival 2025 bukan sekadar ajang tontonan edukatif, melainkan gerakan untuk membangun kesadaran sains yang berpihak pada masa depan berkelanjutan. Melalui tema “Green Jobs”, festival ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat generasi muda untuk menciptakan lapangan kerja ramah lingkungan di berbagai bidang.

Sains dan Film Sebagai Gerbang Menuju Green Jobs

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie mengatakan bahwa ilmu pengetahuan memiliki peran penting dalam mengarahkan perubahan menuju ekonomi hijau. Ia menjelaskan bahwa pekerjaan ramah lingkungan adalah bukti konkret bagaimana sains dapat menjadi kekuatan besar dalam membentuk masa depan yang berkelanjutan.

“Dari laboratorium hingga ladang pertanian, dari pusat riset hingga ruang kelas, Green Jobs adalah bukti bahwa sains dapat menjadi kekuatan yang mengubah arah masa depan,” tutur Stella dalam pernyataannya di Jakarta, Selasa.

Festival film ini diselenggarakan di 70 kota di Indonesia pada 4–30 November 2025 dan merupakan penyelenggaraan ke-16 sejak pertama kali diadakan di Tanah Air. Kegiatan ini melibatkan siswa SD hingga SMA dengan pendekatan kreatif untuk memperkenalkan konsep pekerjaan hijau secara inspiratif melalui media film.

Film Sebagai Bahasa Universal untuk Menyampaikan Ilmu Pengetahuan

Stella menekankan bahwa film memiliki kekuatan unik untuk menyentuh berbagai lapisan masyarakat. Melalui gambar dan cerita, sains dapat disampaikan dengan cara yang lebih emosional dan membangkitkan empati.

“Melalui gambar dan cerita, sains menemukan emosi, pengetahuan menemukan maknanya. Saya berharap festival ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menyalakan kembali semangat untuk berpikir kritis, menciptakan solusi, dan bertindak bagi bumi,” ujarnya.

Wamendiktisaintek berharap kegiatan ini tidak berhenti pada tataran pengetahuan saja, tetapi juga mampu menginspirasi aksi nyata. Dengan demikian, generasi muda tidak hanya memahami konsep sains, tetapi juga mampu menerapkannya dalam menciptakan inovasi dan pekerjaan yang berorientasi pada pelestarian lingkungan.

Dukungan Internasional dalam Menguatkan Literasi Sains

Dalam konferensi pers menjelang pembukaan festival, Direktur Goethe-Institut Wilayah Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru, Constanze Michel, menyoroti pentingnya tema “Green Jobs” dalam Science Film Festival 2025. Menurutnya, pekerjaan hijau memiliki peran strategis dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.

“Melalui film dari berbagai negara, kami ingin mendorong generasi muda dan seluruh masyarakat Indonesia untuk ikut dalam penemuan, eksplorasi, dan interaksi dengan sains,” tutur Constanze.

Ia menjelaskan bahwa Goethe-Institut konsisten mendukung peningkatan literasi sains melalui berbagai program kolaboratif. Tujuannya adalah membangun kesadaran global bahwa sains bukan hanya untuk akademisi, melainkan untuk seluruh masyarakat yang ingin berperan dalam menciptakan masa depan lebih hijau.

Jejak Panjang Science Film Festival di Dunia

Science Film Festival pertama kali digelar di Thailand pada 2005 dan kini telah menjangkau banyak negara di Asia Tenggara, Asia Selatan, Afrika, Amerika Latin, serta Timur Tengah. Keberhasilan festival ini di Indonesia menunjukkan antusiasme masyarakat yang tinggi terhadap pendekatan edukatif berbasis film.

Melalui berbagai karya internasional, festival ini menghadirkan beragam perspektif mengenai inovasi ramah lingkungan, energi bersih, hingga gaya hidup berkelanjutan. Setiap film menjadi pintu masuk bagi penonton untuk memahami peran sains dalam kehidupan sehari-hari.

Festival ini juga berfungsi sebagai jembatan budaya dan ilmiah antarnegara, memperkuat kerja sama global dalam bidang pendidikan dan sains. Dengan format yang inklusif, kegiatan ini berhasil menarik minat ribuan pelajar dan guru di seluruh Indonesia setiap tahunnya.

Mendorong Generasi Muda Jadi Agen Perubahan

Dengan mengangkat tema “Green Jobs”, Science Film Festival 2025 menjadi ajang yang relevan dengan tantangan zaman. Indonesia, yang tengah mendorong transformasi menuju ekonomi hijau, membutuhkan generasi muda yang siap berinovasi dan berkontribusi nyata.

Kemdiktisaintek menilai, festival ini bukan hanya ajang hiburan edukatif, tetapi juga momentum penting untuk menanamkan nilai tanggung jawab terhadap lingkungan. Melalui kisah inspiratif dalam film, para pelajar diharapkan dapat memahami bahwa menjaga bumi juga bisa menjadi bagian dari karier masa depan mereka.

Festival ini memperlihatkan bagaimana sains dapat diterjemahkan ke dalam tindakan nyata. Dari penelitian hingga industri kreatif, dari teknologi energi terbarukan hingga pertanian berkelanjutan, semua bidang memiliki potensi untuk menghadirkan pekerjaan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Menyatukan Pengetahuan, Kreativitas, dan Kepedulian

Science Film Festival 2025 menjadi bukti nyata bahwa ilmu pengetahuan dapat dikomunikasikan dengan cara yang menyenangkan dan menginspirasi. Melalui kolaborasi antara pemerintah, lembaga internasional, dan masyarakat, kegiatan ini memperkuat budaya sains di Indonesia.

Dengan menghadirkan film-film bertema lingkungan, festival ini tidak hanya mengajak penonton berpikir, tetapi juga bertindak. Kesadaran tentang pentingnya menjaga bumi harus dimulai sejak dini, dan festival ini menjadi wadah untuk menyalakan api semangat itu.

Kemdiktisaintek berharap melalui festival ini, Indonesia dapat melahirkan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki empati dan tanggung jawab terhadap kelestarian alam. Dengan begitu, sains tidak hanya menjadi ilmu, melainkan gaya hidup menuju masa depan hijau yang berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index