PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI)

Pertumbuhan Bisnis di Atas Industri, BSI Terapkan 4 Strategi Penguatan Manajemen Risiko

Pertumbuhan Bisnis di Atas Industri, BSI Terapkan 4 Strategi Penguatan Manajemen Risiko
Foto: Direktur Risk Management PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Grandhis H. Harumansyah menerima penghargaan Excellence in Islamic Banking Risk Governance & Resilience yang diselenggarakan CNN Indonesia di Jakarta.

Jakarta, 1 November 2025 - Kinerja PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) sejak merger hingga kuartal III/2025 terus solid dan berada diatas rata-rata Industri. Hingga September 2025,  perolehan laba Rp5,57 triliun dengan rerata indikator kinerja keuangan BSI tumbuh dobel digit di atas industri.

Kinerja solid BSI pada Triwulan III/2025 tidak lepas dari dukungan kuat Pemerintah RI melalui berbagai kebijakan ekonomi dan program stimulusnya. Program tersebut memperkuat peran BSI dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Selain program stimulus tersebut, penurunan BI Rate dan penempatan dana SAL pada periode ini juga cukup membuat likuiditas perbankan lebih kondusif.

Hingga September 2025, pembiayaan BSI mencapai Rp300,85 triliun, naik 12,65% (YoY). Mayoritas pembiayaan dikontribusi segmen Ritel UMKM dan Konsumer termasuk emas sebesar Rp217,86 triliun dengan komposisi sebesar 72,42% disusul segmen Wholesale sebesar Rp82,89 triliun atau sekitar 27,58%. Tak hanya tumbuh sustain, kualitas pembiayaan terjaga pada level NPF Gross 1,86% membaik dari periode sebelumnya dan lebih baik dari posisi industri.

Selain ekspansi bisnis yang militan, BSI juga menjaga keseimbangan dengan penerapan manajemen risiko yang terukur dan terintegrasi. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari strategi pertumbuhan berkelanjutan di tengah pergerakan ekonomi yang menantang dan perkembangan industri keuangan syariah yang makin diminati masyarakat.

Direktur Risk Management BSI Grandhis H. Harumansyah mengatakan “Pertumbuhan bisnis BSI yang sehat juga ditopang dari pengelolaan manajemen risiko yang tepat sesuai segmentasi bisnis dan nasabah. Tentunya dengan tetap menerapkan Good Corporate Governance (GCG), prudent,risk appetite dan pemetaan bisnis yang tepat”, ujarnya.

Grandhis menambahkan BSI memiliki kualitas yang terjaga melalui penerapan empat strategi manajemen risiko yang konsisten. Pertama, disiplin pertumbuhan pembiayaan pada fokus bisnis serta target market yang ditetapkan, kedua monitoring dan perbaikan business process, ketiga, melakukan review secara periodik terhadap portfolio guideline dan yang terakhir peningkatan kapabilitas dan kompetensi untuk analisa pembiayaan yang tepat.

Strategi perbaikan kualitas tersebut tercermin dari pembiayaan baru di 2025 memiliki kualitas yang baik yakni rata-rata kolektibilitas 1 atau pembiayaan lancar di segmen wholesale, retail maupun konsumer.

Grandhis menegaskan penerapan risk management yang efektif menjadi kunci untuk menjaga stabilitas dan kesehatan bisnis BSI sekaligus mendukung ekspansi bisnis yang berkelanjutan.

BSI berkomitmen terus meningkatkan kualitas manajemen risiko yang sehat dan komperhensif serta menjaga kesesuaian nilai-nilai syariah untuk memberikan manfaat seluas-luasnya kepada nasabah, stakeholders maupun shareholders.

Atas konsistensi pertumbuhan bisnis yang solid dan kualitas bisnis yang sehat, BSI meraih Excellence in Islamic Banking Risk Governance & Resilience dalam acara CNN Indonesia Awards 2025 di Jakarta.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index