Cara Efektif Relaksasi

Cara Efektif Relaksasi Mengurangi Stres Dan Menyehatkan Mental

Cara Efektif Relaksasi Mengurangi Stres Dan Menyehatkan Mental
Cara Efektif Relaksasi Mengurangi Stres Dan Menyehatkan Mental

JAKARTA - Di tengah ritme kehidupan modern yang semakin cepat, tubuh dan pikiran seringkali dipaksa bekerja tanpa jeda. 

Banyak orang menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar komputer, gadget, atau berada dalam situasi menuntut konsentrasi tinggi. Tanpa disadari, pola hidup ini membuat tubuh tegang dan pikiran mudah stres. 

Namun, memberi ruang untuk relaksasi terbukti bukan sekadar “istirahat” sementara, melainkan kunci menjaga kesehatan fisik dan mental secara menyeluruh.

Psikiater dr. Hilda Marsela, Sp.KJ menekankan pentingnya relaksasi untuk membantu tubuh dan otak memulihkan keseimbangan setelah terpapar tekanan atau kondisi lingkungan yang menantang, seperti cuaca ekstrem akhir-akhir ini.

 “Ketika seseorang berlatih relaksasi, misalnya dengan menarik napas dalam dan perlahan, tubuh akan merespons dengan menurunkan ketegangan fisik dan emosi,” ujarnya.

Latihan sederhana ini, kata dr. Hilda, sudah cukup memberi efek menenangkan. “Latihan napas sederhana saja sudah bisa membuat tubuh lebih tenang dan pikiran lebih terkendali," lanjutnya. Artinya, relaksasi bukan tentang ritual panjang atau teknik rumit; cukup konsistensi dan fokus pada napas.

Relaksasi Membantu Mendapatkan Kontrol Diri

Salah satu manfaat utama relaksasi adalah meningkatkan sense of control atau rasa pengendalian diri. Menurut dr. Hilda, “Kalau misalnya kita sudah berhasil memperbaiki napas kita, secara psikologis, kita akan berhasil mendapatkan sense of control atas diri kita. Kita akan lebih tenang.”

Teknik pernapasan yang sering dianjurkan adalah metode 3-3-5: menarik napas selama tiga detik, menahan selama tiga detik, lalu menghembuskan perlahan selama lima detik. Teknik ini dirancang untuk mengaktifkan sistem saraf parasimpatik, yang berfungsi menenangkan tubuh. 

Meski demikian, pola ini fleksibel. Kuncinya adalah memastikan durasi hembusan napas lebih lama dibandingkan tarikan napas, sehingga tubuh merespons dengan lebih tenang.

“Yang penting ada tarik napas, tahan, dikeluarin. Dan pas exhale itu harus lebih lama daripada inhale. Ya, itu syarat ya,” jelas dr. Hilda.

Dampak Relaksasi terhadap Hormon dan Mood

Selain menenangkan, relaksasi memiliki efek fisiologis yang signifikan pada tubuh, terutama terkait hormon. 

Saat tubuh berada dalam kondisi tenang, produksi serotonin, dopamin, dan endorfin meningkat. Ketiga hormon ini dikenal berperan penting dalam menciptakan rasa bahagia, nyaman, dan stabil secara emosional.

“Relaksasi yang rutin membantu menormalkan kembali aktivitas hormon-hormon tersebut. Ini sebabnya seseorang bisa merasa lebih tenang dan bersemangat setelah melakukan teknik pernapasan atau meditasi singkat,” ujar dr. Hilda. 

Dengan kata lain, relaksasi tidak hanya menenangkan seketika, tetapi juga memengaruhi keseimbangan kimia otak yang berperan dalam kesehatan mental jangka panjang.

Efek ini membuat teknik relaksasi sangat berguna untuk mengurangi stres. Bahkan, latihan pernapasan sederhana pun bisa menurunkan ketegangan emosional, meningkatkan fokus, dan memberi energi positif bagi tubuh dan pikiran.

Praktik Relaksasi Bisa Dilakukan Dimana Saja

Relaksasi tidak selalu identik dengan pergi ke spa atau melakukan meditasi berjam-jam. Menurut dr. Hilda, latihan sederhana seperti menarik napas dalam sudah bermanfaat.

 “Kuncinya adalah fokus pada momen sekarang dan mengatur napas secara perlahan. Latihan ini bisa dilakukan di mana saja, termasuk saat berada di transportasi umum atau terjebak macet,” katanya.

Selain itu, menjaga keseimbangan antara aktivitas dan istirahat juga termasuk bentuk relaksasi. Memberi tubuh waktu untuk tenang dan bernapas akan mencegah energi habis percuma untuk hal-hal yang tidak bisa dikendalikan.

 “Kadang kita tidak menyadari, tubuh itu butuh waktu untuk tenang. Memberi ruang untuk diam dan bernapas itu penting, supaya energi tidak habis untuk hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan,” tegas dr. Hilda.

Relaksasi dan Kesehatan Mental Jangka Panjang

Latihan relaksasi yang rutin memiliki dampak signifikan pada kesehatan mental. Dengan menurunkan ketegangan fisik, tubuh lebih siap menghadapi stres dan tantangan emosional. 

Penelitian psikologi menunjukkan bahwa orang yang rutin meluangkan waktu untuk relaksasi cenderung lebih mampu mengelola kecemasan, meningkatkan fokus, dan menjaga mood tetap stabil.

Selain itu, praktik relaksasi memperkuat kesadaran diri (mindfulness) yang membantu individu mengamati perasaan dan pikiran tanpa terjebak dalam tekanan emosional. Hal ini bermanfaat untuk menjaga kesehatan psikologis dalam jangka panjang, terutama di era serba cepat seperti sekarang.

Tips Memulai Relaksasi

Untuk memulai relaksasi, dr. Hilda memberikan beberapa saran praktis:

Fokus pada Napas: Tarik napas perlahan, tahan, dan hembuskan lebih lama dari tarikan.

Pilih Waktu Tepat: Bisa saat pagi, siang, atau malam, selama beberapa menit.

Tempat Nyaman: Tidak harus spa; cukup ruang yang tenang atau bahkan di kursi kerja.

Konsistensi: Lakukan rutin agar tubuh dan pikiran terbiasa dengan efek menenangkan.

Perhatikan Respons Tubuh: Rasakan ketegangan berkurang dan mood lebih stabil sebagai indikator keberhasilan.

Dengan praktik sederhana ini, tubuh dan pikiran bisa tetap seimbang meski dihadapkan pada tekanan atau kesibukan sehari-hari. Relaksasi bukan kemewahan, melainkan kebutuhan penting bagi kesehatan fisik dan mental.

Relaksasi memiliki peran vital dalam menjaga keseimbangan fisik, mental, dan emosional. Mulai dari meningkatkan sense of control, menyeimbangkan hormon otak, hingga menurunkan stres, manfaatnya sangat luas. 

Praktik yang konsisten dan sederhana seperti latihan pernapasan 3-3-5 sudah cukup untuk merasakan efek positif. Tidak perlu waktu lama atau fasilitas khusus fokus pada napas, kesadaran saat ini, dan konsistensi adalah kunci. 

Dengan meluangkan beberapa menit setiap hari untuk relaksasi, tubuh dan pikiran tetap segar, stabil, dan siap menghadapi tantangan hidup.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index