IHSG Hari Ini 12 Desember 2025 Analisis Teknis dan Rekomendasi Saham Unggulan

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:02:22 WIB
IHSG Hari Ini 12 Desember 2025 Analisis Teknis dan Rekomendasi Saham Unggulan

JAKARTA - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat, 12 Desember 2025, menunjukkan tekanan koreksi setelah penurunan signifikan pada sesi sebelumnya.

IHSG tercatat turun 0,92% atau 80,44 poin menjadi 8.620,48. IHSG sempat dibuka di level 8.764,09 dan menembus level tertinggi 8.776,97, namun tekanan jual menahan indeks di area terendah 8.560,10.

Sebanyak 201 saham menguat, sementara 500 saham melemah dan 98 saham stagnan. Kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat mencapai Rp5.855,61 triliun. 

Pelemahan ini dipicu oleh koreksi saham perbankan yang dominan, seperti BMRI turun 0,40% menjadi Rp4.950, BBCA melemah 0,93% ke Rp8.000, dan BBRI turun 1,09% menjadi Rp3.620.

Di sisi lain, saham tambang menjadi sorotan karena mengalami penguatan signifikan, misalnya TINS naik 1,32% menjadi Rp3.060, ENRG melesat 4,59% menjadi Rp1.480, dan RAJA meningkat 1,17% ke Rp6.500. Data ini menunjukkan adanya rotasi dana dari sektor perbankan ke sektor komoditas yang lebih defensif.

Analisis Teknis dan Proyeksi IHSG

Tim analis MNC Sekuritas menilai IHSG saat ini berada di akhir wave [iii] dari wave 5 pada label hitam. Analisis teknikal menunjukkan potensi koreksi dalam jangka pendek untuk menguji support di level 8.464-8.583 sekaligus menutup area gap tipis. Skenario terburuk, menurut analis, IHSG bisa turun lebih dalam ke area 8.000-an jika tekanan jual berlanjut.

Rentang pergerakan IHSG hari ini diproyeksikan antara support 8.553—8.493 dan resistance 8.714—8.821. Analis menyarankan investor untuk tetap memperhatikan indikator teknikal dan sentimen pasar global sebelum memutuskan strategi perdagangan. Dengan kondisi volatilitas yang tinggi, pendekatan konservatif dan selektif menjadi kunci bagi pelaku pasar.

Saham Unggulan dan Rekomendasi Trading

Beberapa saham dipilih sebagai rekomendasi trading oleh analis MNC Sekuritas. Investor dianjurkan mempertimbangkan strategi buy on weakness pada PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) dan PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI). Sementara itu, speculative buy direkomendasikan untuk saham PT Bank KB Indonesia Tbk. (BBKP) dan PT PAM Mineral Tbk. (NICL).

Saham-saham ini dipilih berdasarkan kinerja fundamental yang stabil dan prospek pertumbuhan jangka menengah. Selain itu, saham dengan likuiditas tinggi dan pergerakan harga yang relatif kuat cenderung menjadi pilihan aman untuk investor yang ingin memanfaatkan momentum koreksi IHSG.

Pergerakan Pasar di Awal Perdagangan

Pada sesi perdagangan Jumat pagi, IHSG dibuka pada level 8.651,76 dan mengalami pelemahan 0,16% ke posisi 8.606,55. Rentang pergerakan di pagi hari berada di level 8.585,42 hingga 8.656,16. Sebanyak 252 saham menguat, 302 saham melemah, dan 154 saham stagnan. Kapitalisasi pasar pagi ini tercatat Rp15.786 triliun, menunjukkan fluktuasi dana investor yang cukup tinggi.

Tekanan pelemahan terutama berasal dari saham perbankan, seperti BBCA turun 0,63% ke Rp7.950, BBRI melemah 0,55% ke Rp3.600, dan BMRI merosot 2,22% ke Rp4.840. Selain itu, saham AMMN turun 1,18% ke Rp6.275, BUVA jeblok 13,18% menjadi Rp1.285, dan BUMI melemah 0,56% ke Rp358.

Di sisi sebaliknya, saham sektor teknologi dan komoditas mencatat penguatan signifikan. Saham DEWA naik 5,51% ke Rp575, BRMS menguat 7,11% ke Rp1.055, ARCI bertambah 7,27% menjadi Rp1.475, ANTM naik 1,04% ke Rp2.920, dan COAL melonjak 11,72% menjadi Rp143 per saham. Pergerakan ini menunjukkan adanya minat investor pada sektor dengan prospek pertumbuhan lebih cepat dibanding perbankan.

Strategi Investor dan Tips Memanfaatkan Volatilitas

Dalam kondisi IHSG yang rawan koreksi, strategi konservatif sangat dianjurkan. Investor disarankan untuk memantau saham unggulan dengan fundamental kuat dan memanfaatkan peluang buy on weakness. 

Diversifikasi portofolio menjadi kunci agar risiko dapat tersebar merata, termasuk mempertimbangkan saham dari sektor pertambangan, teknologi, dan consumer goods.

Selain itu, penting untuk selalu mengikuti berita dan sentimen pasar global, karena pergerakan indeks dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti perubahan suku bunga The Fed, geopolitik, dan perkembangan ekonomi global. Investor pemula dianjurkan untuk menggunakan fitur trading simulasi atau mengikuti rekomendasi analis untuk mengurangi risiko.

Manajemen risiko juga sangat krusial, termasuk menetapkan level cut loss dan take profit sesuai strategi pribadi. Dengan pendekatan ini, investor dapat menghadapi volatilitas pasar dengan lebih siap dan memaksimalkan potensi keuntungan tanpa mengambil risiko berlebihan.

Terkini